- February 16, 2024
- Posted by: PIP Semarang
- Category: News
Banjir bandang yang melanda Kabupaten Demak dan Grobogan sejak awal Februari 2024 telah merendam ribuan rumah, fasilitas pendidikan, tempat ibadah, jalan, hingga ribuan hektar lahan persawahan. Tak luput pula beberapa taruna taruni Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang yang berdomisili di Kabupaten Demak dan Grobogan turut menjadi korban terdampak. Sebagai bentuk kepedulian atas bencana banjir yang terjadi, Direktur PIP Semarang pada Jumat (16/02) memberangkatkan tim untuk menyerahkan bantuan kepada keluarga taruna PIP Semarang dan warga sekitar yang terdampak banjir melalui program “Direktur & Civitas Academica PIP Semarang Peduli”.
Penyerahan bantuan dilakukan di rumah salah satu dari enam taruna yang terdampak banjir di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, dalam penerimaan bantuan secara langsung hadir pula perwakilan dari beberapa orang tua taruna. Bantuan yang diberikan berupa barang kebutuhan pokok dan peralatan kebersihan, antara lain berasal dari penggalangan donasi oleh pegawai dan manajemen PIP Semarang, dengan tujuan untuk membantu meringankan beban saudara-saudara yang tertimpa musibah. Anicitus Agung Nugroho, S.Si.T., M.Pd. selaku perwakilan tim menyampaikan salam serta rasa keprihatinan yang mendalam dari Direktur dan seluruh civitas academica PIP Semarang atas musibah banjir bandang dan berharap banjir segera surut sehingga para taruna dan keluarga dapat kembali menjalankan aktivitas keseharian secara normal.
Selanjutnya tim meneruskan perjalanan ke Posko Bantuan Banjir Desa Cangkring untuk menyerahkan bantuan kepada warga sekitar yang terdampak banjir. Bantuan berupa barang kebutuhan pokok, pakaian, dan keperluan sekolah diterima oleh Suyanto selaku Sekretaris Desa Cangkring bersama-sama dengan para warga terdampak banjir. Banjir yang melanda Kabupaten Demak dan Grobogan berlangsung sejak Senin (5/2/2024). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laman resminya menyatakan banjir bandang dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi disertai air kiriman dari wilayah hulu, mengakibatkan beberapa sungai tidak mampu menampung debit air hingga meluap sampai ke jalan dan menggenangi pemukiman warga di 12 kecamatan.