PIP Semarang Laksanakan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kegiatan ini sebagai bukti nyata dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam pelaksanaannya, P3M PIP Semarang melaksanakan kegiatan pengabdian tersebut menjadi dua tahap, yang pertama dilaksanakan, pada Selasa (20/9), bertempat di Hotel Graha Dewata, Kecamatan Juwana. Pada hari berikutnya, Rabu (21/9), di Pendopo Kantor Kecamatan Tayu.

Kegiatan pengabdian di hari pertama mengusung topik “Sosialisasi dan Penyuluhan Penyakit Menular serta Kesehatan Mental bagi Masyarakat Nelayan di Kecamatan Juwana”, diikuti oleh masyarakat umum yang berprofesi sebagai nelayan.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Pembantu Direktur I PIP Semarang Dr. A. Agus Tjahjono, M.M., M.Mar.E, Kepala Pusat P3M H. Mustholiq, M.M., M.Mar.E., Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Pati H. Rasmijan, serta narasumber dari Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan Juwana dr. Purwaningsih.

Sebagai narasumber, dr Purwaningsih menuturkan pentingnya pemahaman kesehatan kulit bagi nelayan.

“Bekerja di bawah terik matahari akan menyebabkan kulit terbakar, kering atau lecet. Apabila berlangsung lama bisa menyebabkan heat cramps, heat stroke, serta dehidrasi, sehingga disarankan bagi nelayan saat bekerja di atas kapal memakai pakaian yang tertutup dan dapat menyerap keringat, memakai topi, sarung tangan, dan sepatu bot,” kata dr Purwaningsih.

Hari kedua, rombongan P3M PIP Semarang disambut oleh Camat Tayu Imam Rifai, di Pendopo Kantor Kecamatan Tayu. Imam Rifai menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada tim P3M PIP Semarang yang berkenan hadir di Kecamatan Tayu untuk mengedukasi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, agar para nelayan di daerah Tayu khususnya, dapat mengetahui tentang keselamatan kerja di atas kapal dan laik laut kapal, serta berharap kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bisa rutin terlaksana di Kecamatan Tayu.

Dalam pemaparan yang disampaikan narasumber Capt. Carolus Geleuk Sengadji, M.M. membahas tentang laik laut kapal, dan menegaskan, sebelum berlayar kapal harus memenuhi enam persyaratan, yakni: keselamatan kapal, pengawakan kapal, manajemen keselamatan pengoperasian kapal, pencerahan pencemaran dari kapal, pemuatan dan status kapal.

“Setelah persyaratan tersebut dipenuhi, kapal bisa disebut laik laut, dan kapal boleh berlayar,” ujar Carolus.